Friday, February 18, 2011

Cerita tentang J

Kemarin malam aku bertemu dengan seorang teman lama yang hampir 9 atau 10 tahun tidak pernah bertemu muka. Dia teman masa SMP dan SMA. Untuk mudahnya kita sebut saja inisial namanya "J". J adalah (bisa disebut sebagai) laki-laki pertama dalam hidup si Bebek. (Halah... ^^;) Kami pertama kenal waktu sekelas di SMP kelas 2. 2 tahun berturut-turut menjadi teman sekelas. Waktu akan masuk SMA kami sama-sama yakin tidak akan satu sekolah lagi. Karena masing-masing dari kami mengira yang lain akan masuk SMEA, tapi ternyata kami memilih sekolah yang sama. Hahaha... Waktu itu aku sempat terpikir sedikit, di SMA mungkin hubungan kami akan "berbeda". Tapi ternyata kami tetap saja berteman. Dengan berbagai alasan tentu saja. 

Setelah lulus hingga sekarang 9 tahun berlalu. Selama jangka waktu itu kami memang tidak pernah bertemu, tapi komunikasi di antara kami tidak bisa dibilang terputus. Sms, telp, chat walau tidak bisa dibilang sering. Tapi dia selalu menyempatkan diri mendengarkan kicauan si bebek kecil (walaupun kadang cerita dan keluhan si bebek sangat membosankan dan tidak berguna. Hahaha...)  Bisa dibilang mungkin dia salah satu orang yang pernah melihat dan menerima sifat si Bebek apa adanya. 

Tujuan pertemuan kemarin malam adalah karena J sebentar lagi akan menikah dan dia membutuhkan lagu-lagu Mandarin untuk acara lamarannya. Dan karena aku memiliki cukup banyak lagu-lagu cinta (sebenarnya punya lebih banyak lagu-lagu patah hati. xixixixii...), dia minta di-burn-kan 1 CD. Jadi begitulah, kami bertemu di Teras Kota, BSD. Ditraktir dimsum yang lumayan enak. Hahahaha... 

Waktu mengobrol sambil makan, kami membahas tentang "bersyukur" dan "merasa puas". Sebelum kami mengobrol malam itu, aku selalu merasa 2 kata tersebut memiliki kaitan yang erat. Kalau aku merasa puas dengan kehidupanku saat ini, itu artinya aku merasa bersyukur. Sehingga saat aku "ngamuk-ngamuk" karena merasa tidak puas dengan hidup aku jadi merasa bersalah karena merasa tidak bersyukur. Aku akan "mencaci maki" diri sendiri, karena merasa seharusnya aku cukup puas dengan apa yang ku miliki saat ini. Dia mengatakan satu hal yang membuatku berpikir lagi. Kata "bersyukur" dan "merasa puas" sama sekali berbeda. Kita harus merasa bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini, tapi kita tidak boleh merasa puas. Karena kalau kita merasa puas, maka kita tidak akan mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Kalau merasa puas berarti semuanya sudah tercapai dan hidup jadi tidak ada tujuan lebih lanjut. Ehmmm, masuk akal, pikirku. Dengan merasa tidak puas, kita akan mencari cara lain atau mencoba memperbaiki banyak hal agar menjadi jauh lebih baik.

Mulai saat ini aku akan berusaha memaafkan diri sendiri kalau merasa tidak puas dan mencari jalan agar segala sesuatunya menjadi lebih baik. Tapi aku juga akan selalu bersyukur dengan segala yang kumiliki saat ini. Bersyukur dengan keluarga, pekerjaan dan diriku saat ini. Yaaa, semoga tidak sekedar menjadi teori seperti pemikiran-pemikiranku yang lain. Hahahaha....

Thx J, senang sekali mempunyai sahabat sepertimu... Mungkin pertemuan selanjutnya 10 atau 20 tahun lagi??? Semoga kita akan selalu berteman selamanya. 

^^



3 comments: